Beramal karena Allah
Dalam hadis, Rasulullah
bersabda, “Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang berbuat baik,
bertakwa, dan beramal (beribadah) secara sembunyi-sembunyi, yakni mereka yang
apabila tidak berada di kumpulan orang-orang tidak ada yang merasa kehilangan
mereka, dan apabila mereka berada di kumpulan orang-orang tidak ada seorang pun
yang mengenali atau mengetahui mereka. Hati mereka adalah pelita-pelita yang
menunjukkan jalan. Mereka keluar dari setiap kesulitan berat yang mereka
alami.” (HR Ibnu Majah)
Itulah manusia yang beramal
secara sembunyi-sembunyi demi menghindari sikap pamer amal, karena orientasi
amalnya bukanlah untuk mengharapkan sesuatu dari makhluk, namun dari sang
Khalik, yakni Allah. Ia pun akhirnya menjadi manusia yang berhati terang penuh
cahaya yang menyinari, tidak hanya dirinya, namun juga orang lain. Allah
mencintainya, sehingga segala kesulitan seberat apa pun dapat diatasinya dengan
begitu mudah karena Allah membantunya.
Zubair
bin al-Awam, salah seorang sahabat dekat Rasulullah, berpesan, “Barang siapa
yang mampu menyembunyikan amal salehnya, maka lakukanlah.” Imam
asy-Syafi’i berwasiat, “Sudah sepatutnya bagi seorang alim memiliki amal
rahasia yang tersembunyi, hanya Allah dan dirinya saja yang mengetahuinya.
Karena segala sesuatu yang ditampakkan di hadapan manusia akan sedikit sekali
manfaatnya di akhirat kelak.”
Itulah manusia yang mulia di
sisi Allah. Tidak hanya dia dicintai oleh Allah di dunia, tetapi juga akan
diberikan pahala besar di akhirat. Seorang sahabat pernah bertanya, “Wahai
Rasulullah, apa pendapat anda tentang seseorang yang beramal (beribadah) dan ia
menyembunyikannya, dan apabila amal itu terlihat orang lain, ia segera
menyembunyikannya?” Rasulullah menjawab, “Orang itu mendapat pahala ganda:
pahala karena ia beramal sembunyi-sembunyi dan pahala karena amalnya telah
terlihat orang lain.” (HR Ibnu Hibban)
Anjuran untuk beramal sembunyi-sembunyi ini bukan berarti larangan untuk beramal secara terang-terangan. Beramal agar dilihat orang dengan tujuan untuk memberi contoh yang baik, misalnya bersedekah atau membantu kesulitan orang secara terang-terangan dan dilihat orang, tanpa diiringi niat pamer atau sombong, tetapi semata-mata agar orang ikut beramal karena Allah seperti dirinya, itu tidak terlarang, malah dianjurkan. Imam Hasan al-Bashri mengatakan, “Kita sudah mengetahui bahwa amal sembunyi-sembunyi itu lebih baik. Akan tetapi, amal tersebut kadang boleh ditampakkan jika ada faedah di dalamnya.”
Dengan demikian, yang dilarang adalah riya dan menyombongkan amal saleh.
Sepanjang amal itu dilakukan semata-mata karena Allah, baik itu dilakukan
secara sembunyi-sembunyi maupun terang-terangan, justu itulah yang sangat
diperintahkan oleh Allah. Wallahu a’lam.
*Republika, Sabtu 27 November 2021
Komentar
Posting Komentar