Bersyukur terhadap Sesama

RASULULLAH bersabda, “Yang paling pandai bersyukur kepada Allah adalah orang yang paling pandai bersyukur terhadap sesama manusia.” (HR ath-Thabrani) 

Keberhasilan atau kesuksesan seseorang dalam hidup tidak akan lepas dari keberadaan dan peran orang lain di sekitarnya. Seorang olahragawan yang sukses menjadi juara pada suatu cabang olah raga, misalnya, pasti ada pelatih yang membimbing, mengarahkan, dan melecut spiritnya. Seorang yang sukses juga demikian; ia tidak akan meraih kesuksesan itu sendirian, tetapi ada orang lain yang membantu dan mendukungnya. 

Pendek kata, selalu ada peran-peran atau keterlibatan orang lain dalam kehidupan seseorang yang baik secara langsung maupun tidak langsung menjadi faktor penting kesuksesan atau keberhasilannya dalam hal apa pun. Maka, bersyukur atau berterima kasih kepada sesama karena peran dan keterlibatan mereka adalah suatu keharusan. Bersyukur kepada mereka adalah wujud penghargaan. Rasulullah menyebut orang yang seperti ini sebagai orang yang pandai bersyukur kepada Allah. 

Perintah agar bersyukur kepada orang lain secara jelas sudah Allah sampaikan, misalnya agar bersyukur kepada orang tua, terutama ibu yang mengandung dan melahirkan, “Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu bapaknya; ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun. Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Kulah kembalimu.” (QS Luqman [31]: 14) 

Rasulullah bahkan menegaskan, “Siapa yang tidak bersyukur kepada manusia, maka ia tidak bersyukur kepada Allah.” (HR at-Tirmidzi) 

Qarun, seperti disebutkan di dalam Alquran, adalah salah satu contoh orang yang tidak bersyukur kepada orang lain. Ia mengatakan bahwa kekayaan yang dimilikinya adalah hasil ilmu pengetahuannya, “Qarun berkata, ‘Sesungguhnya aku hanya diberi harta itu, karena ilmu yang ada padaku.’” (QS al-Qashash [28]: 78). Apa yang terjadi kemudian? Allah benamkan ia dan seluruh kekayaannya ke dalam bumi, “Maka Kami benamkanlah Qarun beserta rumahnya ke dalam bumi. Maka tidak ada baginya suatu golongan pun yang menolongnya terhadap azab Allah. Dan tiadalah ia termasuk orang-orang (yang dapat) membela (dirinya).” (QS al-Qashash [28]: 81) 

Orang yang tidak bersyukur atau berterima kasih terhadap orang sama halnya dengan tidak bersyukur kepada Allah. Allahlah sesungguhnya yang membantu seseorang sukses atau berhasil dengan cara menggerakkan orang lain untuk membantunya dan menjadi bagian dari perjalanan sukses dan berhasilnya itu. Maka, bersyukur terhadap orang lain tiada lain adalah bersyukur kepada Allah. Semakin banyak syukur seseorang terhadap sesama, berarti semakin banyak ia bersyukur kepada Allah. Wallahu a’lam.  

*Republika, 11 Desember 2024

 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Hakikat Bencana

Pejabat Amanah Antikorupsi

Hati Terpaut Masjid