Syukur Mengubah Nasib
SYUKUR dapat mengubah nasib
seseorang, dari baik menjadi lebih baik dan dari buruk menjadi baik. Ketika
seseorang mendapatkan nikmat, anugerah, rezeki, kebaikan atau sejenisnya, ia
bersyukur, maka Allah mengubah nasibnya dengan bertambahnya nikmat dari
sebelumnya. Pun ketika rezeki yang diharapkan seseorang belum didapatkan, atau
ketika harapan, cita-cita, dan keinginan belum juga kesampaian, atau ketika ia
didera oleh hal-hal yang ia anggap buruk dan menjengkelkan, syukur bisa
mengubah nasib buruk itu dan membaliknya.
Oleh karena itu, Nabi menyuruh
kita untuk bersyukur dalam kondisi apa pun. Ketika melihat orang lain mengalami
hal yang tak kita alami, misalnya, kita mesti bersyukur. Nabi mengatakan,
“Apabila seorang melihat orang cacat, lalu berkata (tanpa didengar oleh orang
tadi), ‘Segala puji bagi Allah yang telah menyelamatkan aku dari apa yang
diujikan Allah kepadanya dan melebihkan aku dengan kelebihan sempurna atas
kebanyakan makhluk-Nya,’ maka dia tidak akan terkena ujian seperti itu
betapapun keadaannya.” (HR Abu Dawud)
Pun ketika ketika diri kita
sendiri yang mengalami hal buruk, kita mesti tetap bersyukur. Nabi Ayub,
misalnya, ketika diuji oleh Allah dengan penyakit menahun yang berat, serta
kehilangan anak-anak dan harta bendanya, beliau tetap sabar dan bersyukur
dengan apa yang menimpa dirinya. Bahkan, beliau selalu memuji Allah dalam
kondisi yang sangat parah itu. Allah mengisahkan, “Dan
(ingatlah kisah) Ayub, ketika ia menyeru Tuhannya, ‘(Ya Tuhanku), sesungguhnya
aku telah ditimpa penyakit dan Engkau adalah Tuhan Yang Maha Penyayang di
antara semua penyayang.’” (QS al-Anbiya’ [21]: 83)
Allah pun mengembalikan semua
yang hilang dari sisi Nabi Ayub, bahkan memberikan yang lebih banyak daripada
yang sebelumnya seperti ditegaskan Allah bahwa orang yang bersyukur pasti akan
dilipatgandakan nikmatnya, “Maka Kami pun
memperkenankan seruannya itu, lalu Kami lenyapkan penyakit yang ada padanya dan
Kami kembalikan keluarganya kepadanya, dan Kami lipat gandakan bilangan mereka,
sebagai suatu rahmat dari sisi Kami dan untuk menjadi peringatan bagi semua
yang menyembah Allah.” (QS al-Anbiya’ [21]: 84)
Orang yang tetap bersyukur
ketika mendapatkan musibah dengan tetap memuji Allah dan tak pernah
melupakan-Nya ditegaskan oleh Nabi tak hanya akan mendapatkan balasan yang
terbaik di dunia, tetapi juga di akhirat. Nabi mengatakan, “Apabila anak
seorang hamba meninggal dunia, maka Allah bertanya para malaikat-Nya, ‘Apakah
kamu sudah mencabut ruh anak hamba-Ku?’ Mereka menjawab, ‘Ya.’ Allah bertanya
lagi, ‘Apakah kamu sudah mengambil buah hatinya?’ Mereka menjawab, ‘Ya.’ Allah
bertanya lagi, ‘Lalu, apa yang diucapkan hamba-Ku itu?’ Mereka menjawab, ‘Ia
memuji-Mu serta mengucapkan istirja’ (inna lillahi wa inna ilaihi
raji’un).’ Allah lalu berfirman. ‘Dirikanlah untuk hamba-Ku itu sebuah
rumah dalam surga dan namakanlah rumah itu dengan sebutan Baitul Hamd
(Rumah Pujian).’” (HR at-Tirmidzi)
Sedih dan gundah gulana ketika
mengalami hal-hal buruk dan menyakitkan adalah perasaan manusiawi. Nabi Yaqub
yang kehilangan putranya, Yusuf, juga bersedih, bahkan kesedihan itu sampai
membuat matanya buta (QS Yusuf [12]: 84). Meski begitu, beliau tetap berdoa dan
bersyukur atau memuji Allah. Pada akhirnya, ia bertemu kembali dengan putranya
itu dan matanya kembali bisa melihat ketika mencium pakaian Yusuf (QS Yusuf
[12]: 96).
Syukur adalah kunci untuk
mengubah nasib kita menjadi lebih baik. Kita bersyukur ketika kita mendapatkan
nikmat. Kita juga bersyukur ketika kita kehilangan nikmat atau sesuatu yang
sangat berharga dari dalam kehidupan kita. Dengan syukur, nikmat yang sudah ada
akan ditambah oleh Allah (QS Ibrahim [14]: 7). Dengan syukur pula, segala
ujian, cobaan, musibah dan hal-hal yang menyakitkan kita akan segera diganti
oleh Allah dengan yang sebaliknya. Syukur sendiri, seperti ditegaskan Nabi,
adalah setengah dari iman, “Iman terbagi dua; setengahnya dalam sabar dan
setengahnya lagi dalam syukur.” (HR al-Baihaqi). Wallahu a’lam.
*Nur Faridah
Penulis dan pedagang di BUKU MILENIAL
Republika, Selasa 10
Desember 2019
Komentar
Posting Komentar