Ujian Kehidupan

RASULULLAH bersabda, “Apabila kalian duduk tasyahud (akhir), maka berdoalah meminta perlindungan kepada Allah dari empat hal: berlindung dari siksa neraka Jahanam, berlindung dari siksa kubur, berlindung dari fitnah (ujian) hidup dan mati, serta berlindung dari fitnah Dajjal.” (HR al-Bukhari) 

Dalam Alquran, Allah menegaskan, “Kami menguji kamu dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan. Kepada Kamilah kamu akan dikembalikan.” (QS al-Anbiya’ [21]: 35) 

Syaikh Muhammad Sulaiman al-Asyqar dalam kitab Zubdah at-Tafsir min Fath al-Qadir mengutip penjelasan Ibnu Abbas, ia mengatakan bahwa Allah akan menguji kita dengan kesengsaraan dan kesejahteraan, sehat dan sakit, kekayaan dan kemiskinan, haram dan halal, ketaatan dan kemaksiatan, serta hidayah dan kesesatan, dengan tujuan agar Dia melihat sikap syukur dan sabar kita. 

Seperti penjelasan Ibnu Abbas di atas, hidup memang adalah ujian. Ujian bukan hanya berupa keburukan tetapi juga kebaikan. Ujian keburukan atau yang kita anggap buruk menimpa kita, misalnya sakit, kurang rezeki, ditinggal keluarga atau orang terkasih, dan lain-lain. Untuk ujian jenis ini, kita dituntut untuk bersabar dan tegar menghadapi, tanpa pernah merasa putus asa, dan tetapi istiqamah di jalan Allah. Tak sedikit orang yang gagal menghadapi ujian ini. Merasa dunia tak lagi berarti, lalu mengakhiri hidup. 

Kebaikan sesungguhnya juga ujian. Kita diberi kesehatan, cukup rezeki bahkan berlebih, punya keluarga yang utuh, anak-anak dan istri yang baik, ini selain merupakan anugerah dari Allah di baliknya juga ada ujian. Apakah kita akan terus istiqamah di jalan Allah dengan terus bersyukur, gemar berbagi dan peduli dengan orang lain, atau malah sibuk bersenang-senang dengan anugerah itu sampai mengabaikan Allah, dan melupakan sesama. Tak sedikit orang yang juga gagal dalam ujian ini. 

Dalam doa pada penghujung shalat di atas, tepatnya di tasyahud atau tahiyat akhir, kita dianjurkan untuk berdoa antara lain memohon perlindungan kepada Allah dari ujian hidup dan mati. Jangan sampai kehidupan membuat kita melupakan dan mengabaikan Allah, apa pun keadaannya, buruk atau baik. Jadi, doa itu selain mengingatkan kita akan kenyataan hidup yang sarat dengan ujian, juga agar kita ingat bahwa ujian itu harus kita hadapi sesuai dengan tuntunan Allah, sehingga kita berhasil melewati ujian itu dan meraih kebaikan di dunia dan di akhirat. 

Kehidupan kita di dunia ini memang tak selalu mulus seperti yang kita harapkan. Selalu ada hal-hal yang kita anggap buruk menimpa kita. Namun, hal ini sejatinya merupakan tantangan kita sebagai makhluk sekaligus khalifah Allah di muka bumi, apakah bisa menghadapi itu dengan sabar. Di sisi lain, segala hal baik juga merupakan tantangan bagi kita apakah kita merasa itu adalah suatu kebetulan belaka, semata hasil usaha kita, atau justru ada kesadaran di dalam diri kita bahwa semua itu adalah anugerah Allah yang harus disyukuri, bukan diingkari. Dengan kata lain, ujian itu sejatinya bermuara pada bagaimana sikap kita, apakah akan tetap ingat Allah atau malah melupakan-Nya. Wallahu a’lam.  

*Republika, Kamis 9 Januari 2025

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Hakikat Bencana

Pejabat Amanah Antikorupsi

Hati Terpaut Masjid