Doa untuk Orang Tua

AMAL saleh seseorang bisa jadi terputus ketika dia telah meninggal dunia. Namun, dia masih dapat manfaat dari beberapa amal yang dia telah lakukan sewaktu masih hidup, termasuk doa anak-anaknya yang saleh. Dalam sebuah hadis, Rasulullah bersabda, “Apabila manusia telah meninggal maka putuslah semua amal perbuatannya kecuali tiga hal, yaitu sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat, dan anak saleh yang senantiasa mendoakannya.” (HR Muslim) 

Hal ini menjadi pengingat dan petunjuk bagi anak-anak yang orang tuanya sudah meninggal dunia untuk terus mendoakan mereka. Lebih spesifik lagi, doa dalam bentuk istighfar. Mendoakan dalam bentuk ini juga masuk dalam amal birrul walidain atau berbakti terhadap orang tua, sebagaimana disebutkan dalam hadis Nabi. 

Diriwayatkan dari Malik bin Rabi’ah as-Sa’idi, dia menuturkan, “Ketika kami sedang duduk bersama Rasulullah, tiba-tiba datang seseorang dari Bani Salamah. Orang ini bertanya, ‘Wahai Rasulullah, apakah masih ada cara bagiku untuk berbakti kepada orang tuaku setelah mereka meninggal?’ Rasulullah menjawab, ‘Ya, yaitu menshalatkan mereka, memohonkan ampunan untuk mereka, memenuhi janji mereka setelah mereka meninggal, memuliakan teman-teman mereka, dan menyambung silaturahmi yang telah terjalin karena sebab keberadaan mereka.” (HR Abu Dawud, Ibnu Majah, dan Ahmad) 

Mendoakan orang itu sendiri menjadi keniscayaan dan keharusan terhadap para anak saleh, sebagai bentuk nyata berbakti kepada orang tua yang tidak hanya dilakukan ketika orang tua masih hidup, namun juga terus berlanjut ketika orang tua sudah meninggal dunia. Karena, setelah mati, tidak ada yang diharapkan untuk membantunya di akhirat selain amal jariyahnya, ilmu bermanfaat dia sampaikan kepada orang lain ketika masih hidup, serta doa-doa baik untuk mereka. 

Anak-anak saleh, dengan kata lain, sesungguhnya adalah penyambung pahala dan kebaikan untuk para orang tua yang sudah meninggal dunia. Dan, melalui lantunan doa-doa mereka, para orang tua berharap akan terus dilimpahi rahmat dan ampunan Allah serta ditinggikan derajatnya, sebagaimana dalam hadis Nabi yang diriwayatkan dari Abu Hurairah, beliau bersabda, “Ada seseorang yang kedudukannya terangkat di surga kelak. ‘Dia pun bertanya, ‘Bagaimana bisa?’ Maka dijawab, ‘Lantaran istighfar anakmu untukmu.’” (HR Ibnu Majah) 

Sang Hujjatul Islam Imam al-Ghazali dalam kitabnya yang monumental, Ihya’ ‘Ulumiddin, bahkan berpendapat bahwa meskipun hadis di atas hanya menyebutkan doa anak yang saleh, tetapi secara umum, kesalehan itu melekat pada anak-anak orang yang beriman, terlebih anak orang-orang yang teguh dalam beragama. Mereka dapat dikatakan sebagai anak yang saleh meski juga acap kali melakukan dosa.

Oleh karena itu, ketika orang tua kita meninggal, kita tak perlu larut dalam kesedihan, apalagi sampai berlebih-lebihan. Kita mungkin menyesal karena pada saat terakhir tak ada di samping mereka. Namun, Nabi memberi petunjuk bahwa kita bisa berbuat baik kepada mereka dengan doa-doa kita kepada Allah yang diperuntukkan bagi mereka. Kita doakan semoga mereka dirahmati Allah dan diampuni segala dosanya. Wallahu a’lam.  

*Republika, Sabtu 15 Oktober 2022


 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Hakikat Bencana

Pejabat Amanah Antikorupsi

Hati Terpaut Masjid