Doa yang Lembut


ALLAH Mahadekat, bahkan lebih dekat dibanding urat leher kita. Dia melihat semua aktivitas kita, baik yang terang-terangan maupun sembunyi-sembunyi. Dia juga mendengar segala ucapan, doa dan permohonan kita yang jelas dari mulut, bahkan bila itu hanya berupa lintasan di dalam hati yang tak terucap. Allah berfirman, “Dan sungguh, Kami telah menciptakan manusia dan mengetahui apa yang dibisikkan oleh hatinya, dan Kami lebih dekat kepadanya daripada urat lehernya.” (QS Qaf [50]: 16)

Dikisahkan, Nabi pernah menegur orang yang berdoa dengan suara keras, “Wahai manusia, tenangkan diri kalian. Sesungguhnya kalian tidak sedang berdoa kepada Tuhan yang bisu atau tidak ada. Sesungguhnya Tuhan yang kalian seru Maha Mendengar dan Mahadekat.” (HR al-Bukhari dan Muslim). Allah sendiri menegaskan, “Berdoalah kepada Tuhanmu dengan merendahkan diri dan suara yang lembut. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas.” (QS al-A’raf [7]: 55)

Nabi Zakariya disebutkan juga senantiasa berdoa dengan suara yang lembut dan lirih ketika memohon agar diberikan keturunan dari istrinya, meskipun usia mereka sudah lanjut dan istrinya mandul. Allah menceritakan, “(Yang dibacakan ini adalah) penjelasan tentang rahmat Tuhanmu kepada hamba-Nya, Zakaria, (yaitu) ketika dia berdoa kepada Tuhannya dengan suara yang lembut. Dia (Zakaria) berkata, ‘Ya Tuhanku, sungguh tulangku telah lemah dan kepalaku telah dipenuhi uban, dan aku belum pernah kecewa dalam berdoa kepada-Mu, ya Tuhanku. Dan sungguh, aku khawatir terhadap kerabatku sepeninggalku, padahal istriku seorang yang mandul, maka anugerahilah aku seorang anak dari sisi-Mu, yang akan mewarisi aku dan mewarisi dari keluarga Yaqub; dan jadikanlah dia, ya Tuhanku, seorang yang diridai.’” (QS Maryam [19]: 2-6)

Pada akhirnya, Allah mengabulkan doa tersebut dengan menganugerahinya putra bernama Yahya. Pada awalnya, Nabi Zakariya merasa mustahil istrinya yang mandul bisa hamil, sementara umur istrinya dan dirinya sudah lanjut. Namun, Allah menegaskan bahwa hal itu sangat mudah. Allah dapat menciptakan manusia dari tidak ada menjadi ada (Adam), apalagi hanya menciptakan manusia dari yang sudah ada (Zakariya dan istrinya), “Tuhanmu berfirman, ‘Hal itu mudah bagi-Ku; sungguh, engkau telah Aku ciptakan sebelum itu, padahal (pada waktu itu) engkau belum berwujud sama sekali.’” (QS Maryam [19]: 9)

Allah lebih cepat mengabulkan doa dari suara yang lembut dan lirih, bahkan bila itu sesuatu yang mustahil terwujud menurut manusia. Sebaliknya, Nabi menegur orang yang berdoa dengan suara keras dan melampaui batas, seolah-olah hendak memaksa Allah untuk segera mengabulkannya. Kita adalah hamba Allah yang mesti beradab dalam berdoa. Apa pun yang kita mohonkan kepadanya, atau kita sebutkan nama-Nya, seeoloknya diucapkan dengan suara lembut, lirih, khusyuk dan penuh pemaknaan dan penghayatan. Itu lebih disukai oleh Allah dan menunjukkan kerendahan diri dan ketawaduan di hadapan-Nya Yang Mahaagung dan Mahabesar.

Kepada sesama orang saja kita diperintahkan untuk tawadu, apalagi kepada Allah Sang Khalik. Nabi mengatakan, “Sesungguhnya Allah mewahyukan kepadaku agar kalian memiliki sikap tawadu. Janganlah seseorang menyombongkan diri dan melampaui batas kepada orang lain.” (HR Muslim). Orang yang tawadu, kata beliau di hadis lain, akan ditinggikan derajatnya di sisi Allah (HR al-Bukhari dan Muslim).

Orang yang berdoa kepada-Nya dengan suara lembut dan lirih sejatinya adalah orang yang sadar akan kedudukannya dan kedudukan Allah. Ia bisa menempatkan diri dengan siapa ia tengah menghadap dan mengadu. Ia sadar bahwa dirinya yang tengah dalam masalah dan membutuhkan dan kasih sayang Allah malah menampakkan diri layaknya orang yang tak tulus, main-main, bahkan bersikap sembrono. Allah menegaskan, “Dan ingatlah Tuhanmu dalam hatimu dengan rendah hati dan rasa takut, dan dengan tidak mengeraskan suara.” (QS al-A’raf [7]: 205). Wallahu a’lam

*Nur Faridah
Penulis dan pedagang di BUKU MILENIAL
Republika, Jumat 21 Februari 2020


 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Hakikat Bencana

Pejabat Amanah Antikorupsi

Hati Terpaut Masjid