Postingan

Menampilkan postingan dari 2022

Bencana yang Menyadarkan

Gambar
BENCANA alam sering kali datang secara tiba-tiba tanpa kita duga-duga. Padahal, Allah sudah banyak memperingatkan perihal bencana ini tidak hanya dalam ayat-ayat Alquran ( ayat quraniyah ), tetapi juga dalam ayat-ayat alam ( ayat kauniyah ). Dalam  ayat quraniyah , kita diceritakan perihal banjir besar pada zaman Nabi Nuh akibat umatnya ingkar. Juga gempa bumi yang terjadi di zaman Nabi Saleh, Nabi Luth, dan Nabi Syuaib, yang disebabkan oleh umat mereka yang ingkar dan menentang kebenaran dari Allah.  Adapun dalam  ayat kauniyah , kita dapat membaca buku-buku sejarah dunia yang berisi bencana alam di masa lalu, atau kita baca dan lihat di sejumlah berita, peristiwa bencana alam tragis yang menewaskan banyak orang. Misalnya, bencana tsunami, gunung meletus, banjir bandang, dan baru-baru ini gempa bumi di negeri ini yang membuat lebih kurang ratusan orang meninggal. Untuk kita yang tidak mengalami bencana itu, tentu saja menjadi pelajaran bagi kita untuk waspada dan menya...

Istiqamah dalam Ucapan

Gambar
LISAN manusia bisa mengatakan apa pun, tentang apa pun, dan kepada siapa pun. Sayangnya, manusia acap kali gagal mengontrol lisan atau ucapannya, sehingga yang keluar adalah hal-hal negatif. Tak sedikit gara-gara lisan, terjadi cekcok dan pertengkaran antar sesama. Tak sedikit pula, dari cekcok dan pertengkaran itu berlanjut ke kontak fisik yang menimbulkan luka tak hanya fisik, tetapi juga batin, yakni munculnya dendam.  Mengingat pentingnya lisan, Rasulullah mewanti-wanti kita untuk menjaganya agar tetap berada di jalan yang lurus atau istiqamah dalam kebaikan dan hal-hal positif. Beliau bersabda dalam hadisnya, “Iman seorang hamba tidak akan istiqamah sebelum hatinya istiqamah. Dan, hati itu tidak akan istiqamah sebelum lisannya (ucapannya) istiqamah.” (HR Ahmad)  Imam Ibnu Rajab al-Hanbali dalam kitabnya,  Jami’ al-‘Ulum wa al-Hikam , menjelaskan, istiqamah adalah meniti jalan yang lurus, yaitu agama yang lurus, dengan tanpa membelok ke kanan atau ke kiri. Dan, is...

Doa untuk Orang Tua

Gambar
AMAL saleh seseorang bisa jadi terputus ketika dia telah meninggal dunia. Namun, dia masih dapat manfaat dari beberapa amal yang dia telah lakukan sewaktu masih hidup, termasuk doa anak-anaknya yang saleh. Dalam sebuah hadis, Rasulullah bersabda, “Apabila manusia telah meninggal maka putuslah semua amal perbuatannya kecuali tiga hal, yaitu sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat, dan anak saleh yang senantiasa mendoakannya.” (HR Muslim)  Hal ini menjadi pengingat dan petunjuk bagi anak-anak yang orang tuanya sudah meninggal dunia untuk terus mendoakan mereka. Lebih spesifik lagi, doa dalam bentuk istighfar. Mendoakan dalam bentuk ini juga masuk dalam amal birrul walidain atau berbakti terhadap orang tua, sebagaimana disebutkan dalam hadis Nabi.  Diriwayatkan dari Malik bin Rabi’ah as-Sa’idi, dia menuturkan, “Ketika kami sedang duduk bersama Rasulullah, tiba-tiba datang seseorang dari Bani Salamah. Orang ini bertanya, ‘Wahai Rasulullah, apakah masih ada cara bagiku untuk...

Husnul Khatimah

Gambar
SETIAP manusia akan mati. Tetapi, jenis kematiannya tidak sama. Dalam Islam dikenal ada dua jenis kematian, yakni  husnul khatimah  (akhir yang baik) dan  su’ul khatimah  (akhir yang buruk). Ciri utama mati  husnul khatimah  adalah mati dalam keadaan beriman dan berislam. Beriman berarti meyakini Allah sebagai Tuhan atau bertauhid, sementara berislam adalah komitmen menjalankan ajaran Islam, baik dalam perkataan maupun perbuatan, atau tunduk dan pasrah kepada Allah.  Dalam hadis, Rasulullah bersabda, “Sesuatu telah datang kepadaku dari Tuhanku, memberitahuku dan menyampaikan kabar gembira kepadaku bahwa barang siapa yang mati dari umatku dalam keadaan tidak menyekutukan Allah dengan sesuatu pun, maka ia masuk surga.” (HR al-Bukhari). Masuk surga berarti tanda bahwa Allah meridai dan merahmatinya, karena akhir hayatnya di dunia dalam kondisi beriman dan berislam .   Mati  husnul khatimah  bisa terjadi, misalnya, pada seseorang yang ma...

Jangan Berkecil Hati

Gambar
MANUSIA sering kali membanding-bandingkan miliknya dengan milik orang lain. Sering kali, hal ini bukan bertujuan untuk meningkatkan kemampuan sendiri, melainkan untuk mencari-cari kesalahan, menggunjing, hingga tahap mendengki, bahkan memfitnah orang lain dengan sesuatu yang sesungguhnya tak benar. Akibatnya, orang lain selalu dilihat dari perspektif negatif tanpa pernah berusaha untuk berpikir positif dan mengintrospeksi diri.  Kita sering kali mempertanyakan, kenapa rezeki kita, misalnya, sedikit, bahkan seret, sementara rezeki orang lain terlihat begitu gampang didapat, bahkan mengalir tak henti-hentinya. Bukannya kita berusaha mengintrospeksi diri, kita sering kali malah menuding orang lain itu dengan hal-hal buruk atau negatif. Padahal, sejatinya kita tak pernah tahu apa yang terjadi sebenarnya. Hanya Allah yang Mahatahu.  Islam melarang kita untuk berprasangka buruk terhadap orang lain, apalagi sampai mendengki, memfitnah, dan mencelakakannya. Sebaliknya, Islam mendo...

Baik terhadap Tetangga

Gambar
MANUSIA adalah makhluk sosial yang saling membutuhkan. Selain keluarga, orang yang paling dekat adalah tetangga. Ibnu Hajar al-Asqalani dalam kitab  Fath al-Bari  yang merupakan syarah dari kitab  Shahih al-Bukhari , menyebutkan bahwa para ulama berbeda pendapat mengenai batasan tetangga. Ada yang berpendapat 40 rumah dari setiap sisi. Ada yang berpendapat 40 rumah di sekitar kita. Ada pula yang berpendapat 10 rumah dari setiap sisi.  Dalam hidup bertetangga, Nabi memerintahkan kita untuk berbuat baik kepada tetangga dan tidak berbuat jahat kepada tetangga. Beliau bersabda, “Barang siapa beriman kepada Allah dan hari akhir, maka berbuat baiklah kepada tetangganya.” (HR Ibnu Majah). Dalam hadis lain, “Barang siapa beriman kepada Allah dan hari akhir, maka janganlah menyakiti tetangganya.” (HR al-Bukhari)  Syaikh Abdurrahman as-Sa’di dalam kitab  Taisir al-Karim ar-Rahman  menjelaskan, tetangga yang lebih dekat tempatnya, maka lebih besar haknya. Mak...

Mendoakan Kebaikan

Gambar
MANUSIA pada hakikatnya adalah makhluk yang lemah dan tak sempurna di mata Allah. Allah berfirman, “Dan manusia diciptakan dalam keadaan lemah.’” (QS an-Nisa’ [4]: 28). Ibnu Qayyim al-Jauziyyah dalam kitab Thariq al-Hijratain menafsirkan, kelemahan di sini mencakup semuanya secara umum. Manusia lemah badan, lemah kekuatan, lemah keinginan, lemah ilmu pengetahuan, dan lemah kesabaran.  Hanya Allah Yang Mahakuat dan Mahasempurna. Karena itu, manusia perlu berdoa kepada-Nya agar dibantu atau ditolong menghadapi berbagai kesulitan hidup yang tak kuasa dia hadapi. Juga mendoakan orang lain dengan kebaikan. Nabi bersabda, “Tidak ada seorang muslim pun yang mendoakan kebaikan bagi saudaranya (sesama muslim) tanpa sepengetahuannya, melainkan malaikat akan berkata, ‘ Dan bagimu juga kebaikan yang sama .’ ” (HR Muslim) Doa itu sendiri oleh Rasulullah disebut sebagai mukh al-‘ibadah (otaknya ibadah), “Doa itu adalah otaknya ibadah.” (HR at-Tirmidzi). Maksudnya, inti dari ibadah, karena o...

Bahagia dengan Berkurban

Gambar
BEBERAPA hari lagi kita akan masuk bulan Zulhijah, salah satu bulan Haram dalam Islam, selain Muharam, Rajab, dan Zulqa’dah. Bulan Haram dalam tradisi Arab sebelum Islam, kemudian ditegaskan dalam Islam, adalah bulan mulia dan terhormat. Pada bulan Zulhijah, ada kewajiban berhaji yang merupakan rukun Islam kelima bagi yang mampu. Ada juga hari raya Idul Adha atau Idul Qurban, di mana orang mukmin dianjurkan untuk berkurban sapi atau kambing/domba. Allah berfirman, “Maka laksanakanlah shalat karena Tuhanmu, dan berkurbanlah (sebagai ibadah dan mendekatkan diri kepada Allah).” (QS al-Kautsar [108]: 2) Dalam hadis disebutkan, Nabi bersabda, “Tidak ada amalan yang dilakukan manusia pada hari Nahar (Idul Adha) yang lebih dicintai Allah selain daripada mengucurkan darah (hewan kurban). Karena sesungguhnya hewan kurban itu akan datang pada hari kiamat dengan tanduk, bulu, dan kukunya. Dan sungguh, darah tersebut akan sampai kepada Allah sebelum tetesan darah tersebut jatuh ke bumi. Maka ber...

Haji Mendekati Allah

Gambar
BULAN Zulhijjah atau bulan Haji akan segera tiba. Kaum muslim, baik laki-laki maupun perempuan, yang mampu secara finansial dan fisik, diwajibkan untuk pergi menuju Baitullah di Mekkah guna menunaikan rukun Islam kelima, yakni berhaji. Allah berfirman, “Dan berserulah kepada manusia untuk mengerjakan haji, niscaya mereka akan datang kepadamu dengan berjalan kaki, dan mengendarai unta yang kurus yang datang dari segenap penjuru yang jauh, supaya mereka menyaksikan berbagai manfaat bagi mereka.” (QS al-Hajj [22]: 27-28) Ayat ini adalah firman Allah yang ditujukan kepada Nabi Ibrahim untuk menyerukan ibadah haji, niscaya orang-orang dari berbagai penjuru negeri datang dengan beragam cara dan jalan. Dari darat, laut, hingga udara. Dulu, sebelum ada pesawat terbang, orang-orang berhaji menggunakan jalur darat dan laut. Terkadang, memakan waktu yang lama. Kini, waktu seperti bisa dilipat menjadi lebih cepat dengan adanya pesawat terbang. Seruan Nabi Ibrahim benar-benar menjadi kenyataan, sa...

Buah Kesabaran

Gambar
TIDAK selalu yang kita harapkan atau cita-citakan terwujud. Kita sering kali inginnya serba instan dan cepat mendapatkan sesuatu. Dan, ketika kita gagal meraihnya, kita menyerah dan putus asa. Kita tak cukup sabar menjalani proses untuk mendapatkan apa yang kita mau. Padahal, sabar adalah kunci utama keberhasilan kita. Sabar juga kunci kita mendapatkan pahala tak terhitung. Allah berfirman, “Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah yang dicukupkan pahala mereka tanpa batas.” (QS az-Zumar [39]: 10) Selama kita masih hidup, akan banyak ujian dan halangan yang menghambat kita meraih keberhasilan. Jalan hidup tidak selamanya mulus. Tidak jarang, aral melintang menghadang di tengah-tengahnya. Kita sebagai makhluk Allah yang tidak sempurna, kerap kali mudah menyerah, putus asa, kalah, depresi, dan stres karena sesuatu yang gagal kita dapatkan. Padahal, selama kita masih hidup, itu berarti Allah masih memberi kiat kesempatan untuk bangkit dan mendapatkan itu di waktu lain bila kita ta...

Wajah yang Bercahaya

Gambar
AJARAN Islam sangat menekankan kebersihan tak hanya kebersihan ruhani, tetapi juga kebersihan jasmani. Bahkan, kebersihan ruhani tak bisa tercapai tanpa kebersihan jasmani. Dengan demikian, kebersihan jasmani adalah syarat utama bagi kebersihan ruhani. Karena itu, sebelum kita melaksanakan shalat yang merupakan ibadah paling bisa mendekatkan kita kepada Allah atau bertaqarub kepada-Nya, kita diperintahkan untuk berwudhu. Allah berfirman, “Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu hendak mengerjakan shalat maka basuhlah mukamu, kedua tanganmu sampai siku dan sapulah kepalamu serta basuhlah kedua kakimu sampai mata kaki.” (QS al-Maidah [5]: 6) Nabi mengatakan, “Allah tidak menerima shalat tanpa bersuci (berwudhu).” (HR Muslim). Dalam hadis lain, beliau bersabda, “Aku diperintahkan untuk berwudhu apabila hendak melaksanakan shalat.” (HR Abu Dawud) Lebih daripada untuk shalat, wudhu juga adalah penyebab wajah kita bersinar terang-benderang di akhirat, membedakan kita sebagai umat Na...

Memaafkan Kesalahan

Gambar
MANUSIA adalah makhluk sosial yang saling berinteraksi satu sama lain. Dalam interaksi itu, terkadang ada kesalahan atau kekeliruan yang dilakukan, baik disengaja maupun tidak. Dalam kondisi itu, Islam mengajarkan untuk tak hanya meminta maaf dengan tulus sepenuh hati, tapi juga memaafkan. Allah berfirman, “Dan hendaklah mereka memaafkan dan berlapang dada. Apakah kamu tidak suka bahwa Allah mengampunimu? Dan Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang.” (QS an-Nur [24]: 22) Memberi maaf terkadang begitu sulit dilakukan. Apalagi jika kesalahan yang harus dimaafkan itu dirasakan sangat besar dan berat. Terkait dengan harga diri, reputasi dan nama baik. Bukannya memaafkan, terkadang malah marah, sakit hati, benci hingga dendam yang tertanam di dalam hati. Lalu, berpikir dan mencari-cari cara untuk membalas balik dengan keburukan yang sama, bahkan lebih. Pada ayat di atas, Allah menyuruh manusia untuk memaafkan dan berlapang dada atas keburukan yang ditimpakan oleh orang lain. Dengan kata la...

Lisan yang Menyelamatkan

Gambar
PEPATAH mengatakan, “mulutmu harimaumu”. Artinya, lisan atau mulut bisa sangat berbahaya bila tak dikontrol. Bahaya tak hanya kepada orang lain karena seperti pepatah itu, bak harimau yang menerkam mangsa. Bahaya juga bagi pemiliknya karena bila yang keluar dari lisan adalah keburukan, akibat buruknya juga akan kembali kepada si pengucap atau yang dalam pepatah lain, “senjata makan tuan”. Saking pentingnya kontrol terhadap lisan, ajaran Islam sangat menekankan umatnya untuk hati-hati dalam berbicara. Pikirkan dulu sebelum berbicara, bukan sebaliknya. Ucapan yang dipikirkan lebih dulu biasanya akan lebih baik dan tersaring, karena dalam proses berpikir itu ada pertimbangan-pertimbangan tertentu, baik itu terhadap isi yang akan disampaikan maupun antisipasi terhadap kemungkinan-kemungkinan atau akibat-akibat yang bakal terjadi setelah berbicara. Dalam hadis dikatakan, Rasulullah mengingatkan dengan tegas, “Sesungguhnya seorang hamba mengucapkan satu kalimat tanpa dipikirkan terlebih ...